Daftar Isi artikel ini [Tampil]
Dari Travelingyuk.com |
Tidak banyak yang mengetahui cerita hidupnya, Bosscha lahir di Kota Den Haag, Belanda 15 Mei 1865. Dan beliau meninggal di Malabar di Bandung pada tanggal 26 November 1928 di usianya yang 63 tahun.
Awal Bosscha Merantau ke Indonesia.
Kapal layar dari Belanda |
Dikutip dari laman Tirto.id, Bosscha awalnya berlayar di bulan Desember pada tahun 1887 menuju Indonesia dan bekerja di sebuah kebun yang dimiliki oleh pamannya sendiri, Eduard Julius Kerkhoven. Sebelum menjadi juragan teh yang sukses, Bosscha juga pernah pergi ke Kalimantan untuk mencari kemungkinan Eksplorasi Emas, namun di tahun 1892 ia memutuskan kembali ke Pamannya di Tanah Sunda.
Bosscha Terkenal Baik Hati hingga Sangat Mencintai Masyarakat Pribumi
Senyum anak desa |
Kebun Teh dan Petani sedang menangkut hasil panen |
Terhitung 32 tahun di masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah berhasil mendirikan setidaknya dua pabrik teh, Pabrik Teh Malabar (saat ini Gedung Olahraga Dinamika) dan Pabrik Teh Tanara (saat ini Teh Malabar).
Aktif dalam Pendidikan dan Mendirikan Sekolah Rakyat
Sekolah pada jaman Belanda |
Semula awal didirikan sekolah ini bernama Verveloog Malabar. Dan di masa kemerdekaan Indonesia, nama sekolah ini berganti menjadi Sekolah Rendah, setelah itu berubah lagi menjadi Sekolah Rakyat. Dan digantilah lagi yang dipakai sampai sekarang yaitu Sekolah Dasar Negeri Malabar II.
Peran Bosscha dalam Pembangunan ITB
Bosscha (tengah) dan rekannya |
Bosscha waktu itu berperan sebagai Ketua College van Directeureun (Majelis Direktur) yang mengurus semua tentang kebutuhan material bagi ITB waktu itu dari awal hingga kegiatan belajar berjalan sebelum diambil alih oleh Pemerintah.
Sebagai pengenangan terhadap jasa dari Bosscha, maka pada tahun 1924 dibangunlah komplek laboraturium fisika ITB (kala itu). Diberi nama Bosscha-Laboraturium Natuurkunde.
Kepergian Bosscha yang baik hati
Makam Bosscha di Malabar |
Di tahun 1923, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observarotium Bosscha yang telah lama diinginkan oleh NISV. Kemudian ia bersama dengan temannya pergi ke Jerman untuk membeli dua buah Teleskop yang nantinya akan digunakan di Observatorium Bosscha.
Teropong Bintang, Sumber tertera |
Selama hidupnya Bosscha memilih untuk menjalankan hidupnya tanpa menikah hingga akhir hayatnya. Dan karena kecintaannya terhadap tanah di kaki Gunung Malabar, ia meminta agar setelah ia meninggal tubuhnya dimakamkan di tengah-tengah Perkebunan Tehnya di Malabar.
Walaupun sekarang Bosscha telah tiada, nama K.A.R. Bosscha tetap harum dan dikenang oleh Masyarakat Indonesia. Khususnya dalam bidang Pendidikan. Bosscha sang Belanda yang sangat peduli terhadap Kecerdasan warga Pribumi.
Observarotium Bosscha Lembang |
Terimakasih teman-teman telah bersedia berkunjung ke web ini, semoga artikel yang ada disini dapat membantu teman-teman semua.
0 Response to "Mengenal lebih dekat Bosscha "Juragan Teh yang Cinta Masyarakat Pribumi""
Post a Comment
Kemon komen dong biar makin rame. Biar berasa ada yang baca sih wkwk
nb : yang mau komentar harus punya akun gmail.